Fajar Nugraha - Okezone
KIEV - Mantan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych
mengeluhkan pemaksaan terhadap dirinya yang diminta mundur dari
jabatannya. Menurutnya, hal tersebut sama seperti kudeta di masa Nazi Jerman.
Politikus
yang terbuang itu berbicara dengan lantang setelah dirinya
dilengserkan. Hingga saat ini keberadaan Yanukovych tidak diketahui dan
ada dilaporkan bahwa dirinya berada di sebuah kota dekat dengan
perbatasan Ukraina-Rusia.
"Ini
(pelengseran dirinya) tidak lebih seperti kudeta di jaman Nazi Jerman,"
ujar Yanukovych, di hadapan televisi pada Sabtu lalu, seperti dikutip Reuters, Senin (24/2/2014).
Hingga saat ini pengunjuk rasa pro-Uni
Eropa masoh tampak mengendalikan Ibu Kota Kiev. Pihak parlemen pun
dalam tekanan untuk membentuk pemerintah yang bisa berjalan dengan baik.
"Dalam
kondisi saat ini, sangat penting untuk membentuk pemerintahan yang
berfungsi dengan baik," ujar mantan petinju dunia yang memimpin
pergerakan oposisi, Vitaly Klitschko.
"Parlemen adalah lembaga
terakhir yang resmi di Ukraina. Tidak ada yang tahu keberadaan
Yanukovych. Kami telah berusaha mencarinya dan lokasinya hingga saat ini
belum diketahui. Dia meninggalkan negara ini tanpa ada pemimpin," tegas Klitschko.
Yanukovych sepertinya saat ini sudah tidak memiliki dukungan dari dalam negeri. Bahkan partainya yang selama ini memberikan dukungan, terpaksa menyerah atas keadaan yang menyelimuti.
Ketidakstabilan dari Ukraina sangat menjadi perhatian dari Rusia
dan Uni Eropa. Kini kemungkinan besar pihak oposisi -yang mendukung
bergabungnya Ukraina masuk ke Uni Eropa- akan berpeluang besar untuk
memimpin negara pecahan Uni Soviet tersebut.
No comments:
Post a Comment