Mohammad Saifulloh - Okezone
Jakarta, Dugaan praktik jual beli gelar kerajaan Indonesia
bagi para pejabat maupun pesohor negeri jelang Pemilu 2014 terbentuk
dari nilai sosial yang dipengaruhi pola pikir masyarakat yang masih
tradisional. Praktik ini disinyalir bakal permanen jika tak ada
perbaikan di bidang pendidikan.
"Dalam model masyarakat tradisional, sistem patron-klien, di mana
terdapat nilai-nilai penghormatan terhadap orang-orang yang berkedudukan
tinggi, masih banyak dianut oleh sebagian besar masyarakat kita," ujar
pengamat sosial budaya Universitas Indonesia Devie Rahmawati, Minggu (23/2/2014) malam.
Siapakah orang yang berkedudukan tinggi di mata masyarakat Indonesia? Devie memaparkan, yang masuk kategori ini
ialah para pejabat, atau orang-orang dengan kemampuan ekonomi yang
mapan atau orang-orang yang berpendidikan tinggi atau yang memiliki
darah biru atau keturunan penguasa.
"Simbol-simbol tadi, faktanya di era modern, justru dikapitalisasi oleh oknum-oknum tertentu, yang berupaya memenuhi permintaan dari banyak orang, yang ingin menggunakan simbol untuk kepentingan pribadinya," ulas Devie.
Dosen Vokasi UI ini mencontohkan penggunaan simbol tadi mencerminkan
kekuasaan, harta maupun jaringan. Namun, ia memahami perilaku mengejar
gelar berupa simbol-simbol tadi terlahir karena kondisi demografi negeri ini.
Data World Bank yang
dikutip Econit menyebutkan, terdapat 70 persen masyarakat Indonesia
maksimal berstatus lulusan SMP. Sehingga sebaran masyarakat yang kritis
terhadap ketokohan serta kompetensi para politisi maupun pesohor masih
rendah. Lantaran tingkat pendidikan yang tinggi belum signifikan
dibandingkan dengan total masyarakat Indonesia secara umum.
"Selama tingkat pendidikan dan akses terhadap teknologi masih rendah di
masyarakat, sudah barang tentu nilai-nilai ini pasti akan terpelihara.
Untuk memutus rantainya, hanya melalui pendidikan. Masyarakat yang
rasional, tentu akan memilih pemimpin yang kompeten dan profesional, bukan semata-mata karena simbol yang dimiliki," papar Devie.
No comments:
Post a Comment