24 February 2014

Di Sydney, Anda Memaki Bisa Didenda Rp 5 Juta

ABC Australia - detikNews

Jakarta - Sebenarnya kebiasaan warga Indonesia dan warga Australia tidaklah jauh berbeda dalam penggunaan "bahasa kotor" alias memaki orang. Namun di Australia, pemerintah lokal di berbagai negara bagian berusaha keras mengurangi kebiasaan itu dengan cara menerapkan denda di tempat atau tilang bagi mereka yang kedapatan memaki di tempat umum.

Polisi di Kota Sydney, New South Wales misalnya, saat ini meningkatkan nilai denda "bahasa kotor" itu menjadi 500 dolar atau sekitar Rp5 juta. Ini merupakan denda tertinggi dibandingkan dengan yang berlaku di Melbourne atau Brisbane.

Menurut Scott Webber dari Kepolisian NSW, penerapan denda tinggi ini dimaksudkan tidak hanya mengurangi kebiasaan memaki dan mengumpat, namun juga untuk memastikan bahwa siapa saja yang melakukan hal itu pasti akan ada hukuman yang setimpal.

Namun, bagaimana polisi menilai, apakah ucapan tersebut ofensif atau tidak? Apakah ada daftar kata yang tercatat bahwa kata-kata itu offensif?

Kata Scott Webber, tidak ada daftar kata, namun orang secara wajar akan merasakan apakah suatu perkataan ofensif atau tidak. "Polisi menempatkan batas yang sangat tinggi. Yang dipermasalahkan hanyalah berbicara dengan menggunakan kata-kata ofensif itu di tempat umum, dan bagaimana sikap orang tersebut menyampaikan atau mengungakan kata-kata makian itu," tuturnya.

Sebenarnya, selama ini pengadilan di Ausralia sangat enggan menghukum orang dengan tuduhan berbahasa kotor. Mereka memberi standar yang sangat tinggi. Apakah polisi memiliki pendekatan yang sama ketika mereka mengeluarkan putusan denda di tempat itu?

"Yah pasti," kata Scott Webber. "Kami mewakili nilai-nilai masyarakat. Langkah ini adalah untuk memastikan bahwa pelaku itu bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukannya."

Ia mengatakan, ketentuan denda lebih ketat ini sangat dibutuhkan untuk membendung pengaruh alkohol seringkali memicu kekerasan, terutama di kalangan anak-anak muda.

Memang ada kekhawatiran, ketentuan itu akan tidak adil, karena diperkirakan akan menargetkan warga Aborigin dan anak-anak muda.

John McKenzie dari Layanan Hukum Aborigin di NSW dan Wilayah Ibukota Australia ACT, mengatakan bahwa anak muda dan warga Aborigin akan paling parah terkena dampak denda yang tinggi tersebut.

Bagaimana jika denda tersebut tidak dibayar oleh pelaku? Menurut polisi, jika kasusnya demikian berarti jika mereka memiliki surat izin mengemudi (SIM), maka SIMnya akan dibatalkan setelah tiga bulan. Jika mereka memiliki pendaftaran mobil atas nama mereka, juga akan dibatalkan dan tidak akan dikembalikan, sampai denda tersebut dilunasi.

John McKenzie berpendapat, penerapan denda yang lebih berat tidak akan menanggulangi apa-apa untuk mengatasi kekerasan akibat alkohol.

Namun Ketua Asosiasi Kepolisian Scott Webber mengatakan dia yakin denda lebih berat tersebut akan membuat jalanan menjadi lebih tenang. Tidak lagi gaduh dengan berbagai bahasa kotor yang dilontarkan oleh, biasanya, para pemabuk.

No comments:

Post a Comment